Mau Penghasilan Ratusan Ribu Per Hari? Tiru Usaha Si Ganteng Ini!
Viky dan lapak kerjanya. Foto NURSINI RAIS
Sekilas tak ada yang istimewa dengan cucian motor ini. Tersembunyi dalam sebuah gang, tepi sungai, dan di atas tanah 4 x 4 meter milik keluarga.
Andaikan gang tersebut adalah jalan protokol, maka posisi cucian itu pantas dikatakan pada bahu jalan.
Sebenarnya cuman 20 meter dari bibir Jalan Husni Thamrin Sumur Anyir Kota Sungai Penuh. Tetapi tidak terlihat dari jalan raya karena terlindung oleh pohon pisang.
Untuk menarik perhatian pelanggan, pada gerbang masuk gang tersender sekeping papan bertuliskan Cucicn Motor.
Peralatannya pun sangat sederhana. Sebuah tengki air kecil dan 1 unit mesin Sanchin, 3 buah kaleng bekas cat tembok, dan beberapa lembar lap.
Tetapi, pelanggannya antre. Cowok gantengku salah satunya. Kalau beliau nyuci motor saya selalu diajak.
Pertengahan Desember 2020 lalu saya kaget. Cucian tanpa merek itu sudah bergeser ke depan. Tetapi masih 1 jalur dengan yang lama. Tepatnya di mulut gang memeluk Jalan Husni Thamrin. Ruang kerjanya pun bertambah luas kurang lebih 12 x 4 meter.
Posisinya strategis. Memiliki halaman depan dua sisi. Pinggir jalan raya, dan jalan masuk gang beraspal.
Rupanya tanah tersebut sudah dibeli oleh Viky (30) sang pemilik usaha. Saya berdecak kagum. Rezeki memang tak berpintu. Yang penting, ada usaha. Seperti yang dilakukan oleh anak muda lulusan Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Depati Parbo Sungai Penuh tersebut.
Ini merupakan sebuah kesuksesan bagi seorang Viky, yang memulai bisnisnya dari nol.
Peralatan sederhana yang digunakan Viky saat bekerja. Foto; Nursini Rais
Lalu apa rahasia sukses suami Mona ini dalam menjalankan usahanya? Untuk menjawab pertanyaan ini, selaku kliennya saya punya jawaban sendiri.
1. Pelayanannya Bagus dan Tulus
Ganteng, mudah senyum, ramah, bersahabat, komunikatif bila diajak bicara, dan melayani sepenuh hati. Viky juga menguasai 3 bahasa. (Kerinci, Minang, dan Indonesia). Begitu kesan pertama yang saya peroleh dari cowok hitam manis ini. Siapapun pasti senang ngobrol dengannya.
Di sini akan berlaku filosofi orang tua-tua kampung. “Uang ada di tangan pribadi. Mau dikeluarkan ke mana keputusan ada pada empunya.”
Manusia normal pasti memilih membelanjakan uangnya pada orang yang dia sukai. Tak heran, walaupun cucian motor Viky berada di pinggir kota, tetap dikerubungi oleh konsumen.
2. Hasil Kerjanya Memuaskan
Sering kita temui, oknum penjual jasa bekerja asal-asalan. Asal enak goyangnya, asal cepat selesai, asal dapat duit. Mutu soal nomor sekian. Terlebih ketika orderan sedang membludak.
Saya dan mungkin juga Anda pernah mengalami. Keluar dari cucian, motor atau mobil bersih mengkilat. Terutama kendaraan warna hitam, pakai wewangian segala. Setelah kering, dakinya nongol dari persembunyian. Mirisnya lagi, kendaraan masih baru, habis dicuci tergores-gores seperti bekas cakaran ayam.
Bila sudah demikian, klien yang tadinya datang pertama kali, sekaligus untuk yang terakhir. Kasus asal-asalan tersebut belum saya temui dari hasil kerja Viky
3. Harga Sesuai Pasaran
Pernah iseng saya minta tanggapan 2 pelanggan pada waktu berbeda. “ Menurut Bapak, apa yang menarik tentang cucian ini?”
Keduanya sependapat dengan saya. “Hasil kerjanya bersih, tarifnya tiada mencekik, tidak juga murahan. Sama dengan harga yang berlaku di Kota Sungai Penuh.”
4. Aksesnya Mudah
Karena lokasinya cucian milik Viky ini sangat strategis, memudahkan pelanggan untuk berkunjung. Maklum, zaman sekarang masyarakat dimanjakan dengan kehidupan serba praktis dan nyaman. Terutama kaum milenial. Dari mulut gang yang jarang dilewati kendaraan, motor langsung masuk ke pondok kerja Viky. Tanpa khawatir ditumbur motor atau mobil. Ini merupakan berkah tersendiri bagi Viky.
Tidak hanya itu. Sambil duduk-duduk menunggu antrean, apabila pelanggan nengok ke halaman depan nampak kendraan lalu lalang di jalan Husni Thamrin. Jika meliengos ke kiri bawah manyaksikan air hanyut ke Danau Kerinci.
Ketika ditanya omset perharinya berapa, malu-malu Viky menjawab. “Lumayan, Bu. Buat ukuran kantong saya. Ada pasang naik pasang surutnya juga. Kadang banyak, kadang sedikit. Yang pasti kita bersyukur dan berharap keberkatan dari Yang Kuasa.”
Viky menambahkan, puncak kesibukannya setelah musim hujan berlalu. Dikala panas normal-normal saja. Saat hujan justru sepi.
“Rata-ratanya?”
“Antara 20, Pernah juga 30-an motor, Bu,” balasnya sambil tersenyum simpul.
Ketika orderan lagi banjir, Viky menggunakan tenaga freelance. Foto NURSINI RAIS
Otak kecil saya bereaksi, “Ah, lumayan. Biaya operasionalnya minim. Air tinggal nyedot dari sungai, terus disimpan ke tangki. Rumah tidak ngontrak. Saat ramai dibantu karyawan. Lagi sepi dia kerja sendiri.”
Nah, Sobat suara Konsumen di seluruh pelosok Indonesia. Khususnya yang berada dalam Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Jangan percaya omongan saya sebelum membuktinya sendiri.
Mau nyuci motor ke tempat Viky saja. Sekalian memotivasi anak muda. Biar dia bersemangat untuk berkarya. Usaha kecilnya bisa jadi besar. Kalau orderan Viky melimpah dia berpotensi membuka lapangan kerja bagi anak bangsa ini yang belum beruntung. Sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.
Demikian artikel ini ditulis berdasarkan pengamatan saya di lapangan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi bagi yang belum punya gawean. Salam dari Nenek Ndeso di Pinggir Danau Kerinci. Jangan lupa pesan Emak. Pakai masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan pakai sabun selama 20 detik dengan air mengalir.
****