Kopi Bowongso, Produk Lokal Wonosobo Aromanya Melekat Hangat Seperti Kenangan
Kopi Bowongso dan Jaeku, dokpri
Wonosobo adalah sebuah kota indah yang kaya akan kelezatan kuliner lokal. Belum ke Wonosobo kalau belum minum kopi Bowongso, juaranya kopi arabika. Itulah jargon yang harus selalu diingat oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara jika menyambangi kota dingin yang dijuluki Negeri Atas Awan ini.
Kota yang terletak di kaki gunung Sindoro - Sumbing ini nyaris seperti cuilan surga yang jatuh ke bumi. Hawa dinginnya berbanding terbalik dengan kehangatan dan keramahan penduduknya. Begitu juga kelezatan kuliner lokalnya yang beraneka macam dan semuanya terasa istimewa.
Siapapun yang pernah datang ke Wonosobo akan sulit melupakan kenangan indah yang didapatkan, sama sulitnya seperti melupakan mantan. Begitu pula bagi yang pernah mencicipi kopi yang menyabet gelar juara 1 tingkat provinsi pada tahun 2013 lalu.
Kopi Bowongso adalah salah satu produk kuliner lokal yang sangat terkenal dari kota kelahiran pahlawan revolusi Letnan Jenderal S. Parman ini. Kopi ini awalnya dibudidayakan di desa Bowongso yang merupakan desa tertinggi di lereng gunung Sumbing. Awalnya kopi berjenis arabika ini dibudidayakan di desa Bowongso dengan ketinggian 1450 mdpl sebagai upaya reboisasi untuk pencegahan longsor.
Keadaan geografis, suhu, bibit unggul dan tata cara penanaman khusus menjadikan kopi Bowongso memiliki cita rasa khas dibanding kopi pabrikan berjenis arabika lainnya. Keunggulannya kopi kesukaan Ganjar Pranowo ini antara lain:
1) Memiliki Citarasa yang Unik. Kopi arabika bowongso memiliki citarasa unik yaitu rasa rempah- rempah, lemon dan cabai ketika meminumnya. Hal ini dikarenakan kopi ini ditanam pada ketinggian 1600-2000 mdpl dengan kondisi alam sekitar yang di tanami beragam tanaman pangan. Sehingga turut meemberikan pengaruh yang unik pada citarasa kopi.
2) Memiliki Aroma yang Unik. Kopi arabika Bowongso juga memiliki aroma unik khas alam pegunungan yaitu aroma tembakau dan bunga. Hal ini dikarenakan kopi arabika dan tembakau ditanam pada satu area pertanian yang sama sehingga sedikit banyak membawa pengaruh pada aroma kopi.
3) After Taste Caramel. Pecinta Kopi tidak perlu lagi menambahkan gula ketika menikmati kopi yang satu ini. Hal ini dikarenakan after taste caramel pada kopi arabika bowongso mampu menimbulkan rasa manis ketika diminum meskipun tanpa menambahkan gula di dalamnya
Meneguk secangkir kopi Bowongso, selain menghangatkan tubuh juga akan membantu ide-ide dan imajinasiku mengalir lancar. Terkadang aku akan menambahkan sesendok Jaeku jahe instant jika pagi di kota kecil ini dinginnya terlalu mengigit.
Aroma yang menguar dari secangkir kopi Bowongso akan membangkitkan kerinduanku pada sebuah rumah bilik dengan perempuan perkasa yang sedang sibuk di depan pawon. Tangan terampil Simbok sibuk mengaduk-aduk biji kopi yang sedang disangrai di atas wajan besi besar. Aku biasanya akan duduk diam di bibir lincak, menikmati wangi kopi sambil mendengarkan Simbok bercerita.
Kehangatan yang tercipta dari cairan yang buahnya semanis cerry ini membuat jiwaku mengembara ke masa kecil. Kopi dan teh adalah sajian wajib yang kami nikmati saat berdiang di depan pawon, untuk menghangatkan tubuh sebelum berangkat sekolah. Kami menikmatinya berteman singkong atau ubi bakar sebagai sarapan pagi.
Kopi arabika Bowongso adalah solusi bagi para perantau seperti diriku untuk bisa sedikit mengobati rasa rindu akan kampung halaman. Walaupun nyatanya, tegukan demi tegukan kopi arabika ini justru membuat rinduku semakin mengental, sekental cairan hitam di cangkirku yang mulai mengering.
(@uss)
#kulinerlokal
#kopibowongso
#kopiarabika
#produklokalwonosobo